Kamis, 22 Desember 2011

Pemerintah Optimistis “Food Estate” Berhasil

Pemerintah optimisi program “Food Estate” yang akan dikembangkan di sejumlah wilayah, dapat berhasil dan menjadi solusi masalah ketahanan pangan di masa mendatang.

"Karena kami sudah memperhitungkan segala aspek, mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, dan fasilitas lainnya," kata Menteri Pertanian Suswono dalam sambutan tertulisnya pada Seminar mengenai "Food Estate" yang diselenggarakan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, di IICC Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Food Estate kata Suswono, merupakan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi, mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam suatu kawasan lahan yang sangat luas. Merauke dinilai menjadi tempat yang cocok untuk Food Estate atau kawasan pangan berskala besar, karena memiliki cadangan lahan pertanian 2,49 juta hektare.


Food Estate di Merauke, atau yang disebut dengan Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) terdapat 1,6 juta hektar lahan yang siap dikembangkan.

"Dalam penyusunan konsep Food Estate ini, Kementerian Pertanian juga telah melakukan berbagai pembahasan, yang melibatkan para ahli dan melakukan sosialiasi kepada mayarakat setempat," kata Suswono.

Merauke sendiri sudah sejak lama menjadi salah satu sentra pengembangan pertanian. "Sebelumnya sudah pernah ada program Merauke Integrated Rice Estate, dimana pengembangan pertanian dipadukan dengan peternakan, dan perikanan sehingga terbentuk usaha tani yang efektif dan ramah lingkungan.

Namun untuk MIFEE, nantinya akan dilakukan dengan pendekatan padat karya seperti PIR pada perkebunan. "Dalam usaha pangan ini, untuk menekan segala resiko, maka pengelolaan usaha tani dipecah dalam skala kecil, oleh banyak petani tapi tetap dalam satu manajemen yang terpusat.

Dengan pola ini, produk pertanian yang dihasilkan masyarakat akan diolah lebih lanjut oleh swasta, hingga dalam pemasarannya.

"Petani juga akan diberi kesempatan ambil bagian dalam kegiatan penunjang usaha lainnya, dan akan punya sahamnya," ujar Suswono.

Pemerintah, kata Suwono, juga telah memiliki pengalaman dalam pengembangan program semacam "Food Estate" ini Termasuk mengambil hikmah dari program yang pernah dilakukan di Sumatera Selatan, yang dinilai tidak berhasil karena kurangnya dukungan teknis dan sumber daya manusia.

Food Estate di Merauke, dalam lima tahun kedepan diharapkan bisa mencetak minimal 250 ribu hektar sawah baru. Artinya akan menjadi tambahan 2,5 juta ton gabah kering giling lagi diwilayah ini.
"Selanjutkan kami (Kementan) akan menggenjot peningkatan produksi minimal 4% untuk meraih ketahanan pangan yang berkelanjutkan," kata Suswono.

Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Dr Yusman Syaukat mengingatkan bahwa banyak faktor yang harus diperhatikan agar Food Estate di Merauke dapat berhasil.
"Selain pertimbangan teknis, yang tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan sosial dan ekonomi," jelas Yusman.

Di bidang sosial, Yusman mengingatkan bahwa nantinya warga Merauke akan mengalami lompatan gaya hidup, dari pola meramu menjadi pola industri berbasis tanaman pangan, yang sebenarnya asing buat mereka. (Akbar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar